Baiklah kali ini penulis akan menceritakan catatan perjalanan penulis yang dilakukan pada hari Jumat kemarin (2-3-2018) sekitar jam 1 siang lebih tepatnya setelah usai sholat Jumat. Penulis merencanakan perjalanan ini dengan menetapkan tujuan ke Banyutibo - Pengilon.
Saat dalam perjalanan, penulis memang terkendala dikarenakan saat itu ruas-ruas jalan mengalami perbaikan di sisi sebelahnya sehingga para pengendara harus melakukan antrian.
Perjalanan penulis tiba di kota Wonosari sekitar tepat menjelang sholat Ashar. Penulis menyempatkan diri ke masjid terlebih dahulu di kota Wonosari agar setelah itu barulah melanjutkan perjalanan.
Penulis mengambil arah menuju Jalan Baron hingga beberapa kilometer akan nampak rambu arah. Penulis mengambil arah menuju Pantai Siung. Perjalanan dari kota Wonosari menuju pantai kurang lebih sekitar 1 jam hingga akhirnya penulis melewati beberapa perkampungan di daerah Tepus. Penulis mulai menghidupkan smartphone dan mengaktifkan GPS. Sinyal yang naik turun dan tidak menentu membuat penulis kesulitan.
Di sana rambu-rambu tujuan wisata memang telah terpasang. Saat itu penulis masih dalam pencarian rute menuju Banyutibo -Pengilon hingga akhirnya menemukan plang rambu menuju ke sana.
Setelah beberapa kilometer dicapai, penulis merasa heran padahal jalannya sudah tepat namun entah kenapa jalan yang penulis ambil kayaknya salah arah.
Jalan setapak yang berbatu menyulitkan penulis berkendara
Terlihat ada laut dari balik semak-semak
Jalanan yang penulis lewati merupakan jalanan yang sunyi dan sepi meskipun saat penulis melintasinya masih terlihat para petani dan warga sekitar yang mungkin sedang berkebun atau mencari kayu. Pada kesempatan itu, penulis bertanya kepada warga sekitar mengenai rute jalan ini. Kondisi jalan ini terbilang cukup ekstrem karena ada turunan dengan jalan berbatu yang hampir terjal membuat penulis sangat berhati-hati melewatinya. Pencapaian penulis cukup berhasil namun belum menemukan lokasi yang penulis tuju.
Hari sudah menjelang sore. Matahari mulai menampakkan pergerakan seakan ingin terbenam. Penulis pun mengambil keputusan dengan mengubah haluan dan menjalankan rencana B. Penulis bergegas menuju ke Pantai Indrayanti untuk mengamati pergerakan matahari ini. Perjalanan ke Pantai Indrayanti terbilang memakan waktu hampir setengah jam dari lokasi penulis.
Pada akhirnya penulis tiba di Pantai Indrayanti. Para penjaja tiket pun luput tak terlihat oleh penulis. Bisa dibilang masuk ke pantai secara cuma-cuma dan parkir pun di sembarang tempat XD .
Subhanallah!Luar biasa. Itulah yang penulis rasakan ketika dapat melihat secara langsung matahari seolah-olah tenggelam di laut, yaitu matahari yang perlahan-lahan hilang ditelan lautan (Sunset).
Akhrinya matahari pun sudah mulai tak tampak pertanda sudah mau maghrib. Penulis mulai meninggalkan pantai dan sudah waktunya untuk menjalankannya.
Setelah habis maghrib, penulis menuju ke destinasi berikutnya yaitu ke Bukit Bintang. Pemandangan kota Jogja dari ketinggian bisa dilihat dari atas sini.
Penampakan Kota Jogja dari ketinggian (Bukit Bintang) dengan kamera smartphone
Penampakan Kota Jogja dari ketinggian (Bukit Bintang) dengan kamera digital
Penulis menikmati keindahan ini saat singgah di sebuah warung makan yang cukup terkenal di sekitar lokasi Bukit Bintang.
Waktu telah menujukkan pukul 21.00 WIB. Penulis melanjutkan perjalanan untuk pulang. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi untuk berwisata ke
destinasi berikutnya lain kali. Sekian terima kasih.
Kayaknya banyak tempat menarik di Yogja ni yg baluman takunjungiku :))
BalasHapusHiih bos.....sampai bingung handak mendatangi yang mana XD
HapusSemoga lancar gan.
BalasHapus